Jumat, 03 Juni 2016

Hati Yang Tertinggal

  Kalau tempat terbaik untuk pulang adalah rumah, kenapa harus mampir. Kalau tempat ternyaman untuk kembali ada kamu, kenapa harus cari yang lain?

************************************

  Aku pernah sangat mencintai. Kadang dengan bodoh menghabiskan waktu luangku hanya untuk menantimu membalas pesan singkat. Meski tak pernah dengan cepat untuk membalas. Kamu satu satunya alasan mengapa aku mencharger handphone sambil membalas pesanmu. Satu satunya membuatku tidur malam hanya untuk menemanimu begadang nonton final barcelona. Satu satunya menjadi alasanku saat ketahuan tersenyum-senyum sendiri oleh sahabatku. Kau yang slalu kuceritakan pada mereka, tak perduli bosan atau tidak, kau sangat membuatku jatuh cinta. Akankah kau begitu?

  Aku pernah sangat merindu. Kadang dengan gilanya membiarkan diriku mengintip semua akun sosialmu. Aku saking jatuh cintanya padamu. Melihat senyum manismu difoto yang sepertinya diambil dengan candid itu, mejadi hal favoritku. Dengan satu foto yang lain, kau tengah merangkul wanita disebelahmu, yang ku kenal sebagai mantanmu. Ohya, bagaimana bisa masih kau simpan kenanganmu dengannya? Saat mantanmu bahkan memblokirmu dari akunnya. Dan bagaimana bisa kamu tidak menyadari kehadiranku sebagai orang baru yang sangat ingin singgah dihatimu? Tak begitu terasakah? Dengan semua perjuanganku selama ini yang slalu ada disisimu? Aku sangat merindukan hal hal kecil yang pernah ku lakukan bersamamu. Voice note darimu menjadi satu satunya bukti kalau kau memang nyata pernah bertahta dihatiku.

  Aku pernah bertahan sekuat-kuatnya untuk seseorang. Bahkan separuh warasku abaikan. Aku menjadi apa pun asal bisa dengannya, agar semua yang kuinginkan dapat kumiliki. Waktu itu aku membutakan diri sebuta-butanya. Menjadi tuli untuk segala perkara yang melemahkan dada. Aku ingin dia, kuperjuangkan dia sekencang-kencangnya belari. Hingga, tersungkur aku setengah mati. Namun yang aku dapatkan adalah kenyaataannya dia tidak peduli.

  Kini aku lelah. Dengan semua sikapmu. Perjuanganku selama ini memang tak ada artinya dimatamu. Aku memutuskan untuk menghentikan semua kesia-siaan ini. Kurasa tak ada lagi yang perlu kutunggu dan kunanti jawabannya. Kutahui kesadarannya akan hadirnya diriku. Hal yang paling menyedihkan saat ku pergi, kau tak benar benar mencari.

- Elisa Fajrianti♡

Tidak ada komentar: